
LewatLensa.com – Senin malam, 29 September 2025, Casatopia Cafe di Cipete, Jakarta Selatan kembali menjadi ruang pertemuan hangat bagi para pencinta musik independen. Gelaran Main-Main di Cipete edisi ke-28 menghadirkan malam penuh warna, dipandu dua sosok yang telah menjadi wajah akrab di komunitas musik lokal: Eno Suratno Wongsodimedjo dan Qenny Alyanno.
Seperti biasa, acara yang berlangsung tanpa tiket masuk ini menciptakan suasana intim dan cair, menjadikan musik sebagai jembatan antara musisi dan penonton. Malam itu, lima penampil lintas genre hadir dengan energi dan karakter unik masing-masing.

Pembuka malam, Gusto Band, langsung membangkitkan antusiasme lewat komposisi penuh brass yang berpadu dengan pop modern. Grup yang dikenal lewat single “Satu” ini membuktikan bahwa aransemen musik kompleks tetap bisa terasa ringan dan menghibur.

Berlanjut ke panggung, solois muda asal Bekasi, Buzar, menghadirkan nuansa pop-jazz lembut lewat lagu-lagu seperti “Crazy in Love” dan “Under the Disco Ball”. Terinspirasi dari Jason Mraz hingga Pamungkas, performanya memberi sentuhan emosional yang dekat dengan penonton.

Duo asal Bali, Hiladies, menyentuh sisi reflektif lewat lagu “Adilkah”, yang mengangkat tema cinta beda keyakinan. Dengan lirik berani dan aransemen mendalam, penampilan mereka menjadi salah satu sorotan malam itu.

Sementara itu, Inggit A. Wulan menghadirkan ruang kontemplasi dengan karya-karya seperti “Ilusi” dan “Bulan”. Lahir dari pengalaman spiritual dan refleksi pribadi, musiknya menghadirkan jeda tenang yang penuh penghayatan di tengah dinamika acara.

Sebagai penutup, Siements tampil dengan aura misterius dan sajian rock yang tegas. Energi mereka memberi kejutan sekaligus menegaskan semangat eksplorasi yang menjadi ciri khas Main-Main di Cipete.
Lebih dari sekadar pertunjukan musik, malam itu Casatopia Cafe kembali menjadi titik temu ide, emosi, dan semangat komunitas. Gelaran ini membuktikan bahwa musik independen Indonesia terus hidup, tumbuh, dan menyapa dengan kejujuran serta keberanian.
Main-Main di Cipete Vol. 28 bukan hanya sekadar hiburan, melainkan sebuah perayaan ruang kreatif yang terus membuka jalan bagi suara-suara baru dalam musik Indonesia.
