The 48th Jazz Goes to Campus: Festival Jazz Tertua dengan Semangat Anak Muda

Press Conference “The 48th Jazz Goes To Campus”, Sabtu 20/08/2025 (Foto : Dok. JGTC)

LewatLensa.com – Sejak pertama kali digelar pada 1977, Jazz Goes to Campus (JGTC) telah menjelma menjadi festival jazz tertua di Indonesia sekaligus di Asia. Konsistensi penyelenggaraan selama 48 tahun tanpa jeda menjadikannya bukan sekadar panggung musik, melainkan simbol bagaimana generasi muda mampu merawat dan menghidupkan warisan budaya.

Tahun ini, JGTC kembali hadir dengan tema “Serenading Jazz for the Youth”, sebuah semangat untuk menjaga akar jazz sekaligus memperkenalkannya secara relevan kepada generasi muda. Momentum menuju usia emas ke-50 juga menandai babak baru JGTC sebagai warisan budaya yang terus beregenerasi.


Puncak Festival: Jazz untuk Semua Generasi

Puncak acara JGTC Festival 2025 akan berlangsung pada 9 November 2025 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Depok.

Deretan musisi papan atas seperti Raisa, Tulus, Maliq & D’Essentials, Tompi, Ardhito Pramono, Monita Tahalea, Rahmania Astrini, Barasuara, hingga Reality Club siap memberi warna di panggung utama.

Sementara itu, maestro jazz seperti Candra Darusman dan Barry Likumahuwa akan tampil bersama musisi muda berbakat, di antaranya Adikara dan Rafi Sudirman, mempertegas semangat regenerasi.

Beberapa sajian spesial tahun ini antara lain:

  • Tribute to Stevie Wonder oleh Barry Likumahuwa & The Rhythm Service
  • Tribute to Frank Sinatra oleh Galaxy Big Band ft. Alonzo Brata
  • Special Set Album Detik Waktu #2 Perjalanan Karya Cipta Candra Darusman yang melibatkan Candra Darusman, Monita Tahalea, Ardhito Pramono, dan Bilal Indrajaya.

“Alhamdulillah, di tahun ke-48 ini JGTC masih bisa berdiri kokoh dan menghadirkan jazz berkualitas. JGTC selalu berusaha menjadi ruang berkarya, terutama bagi musisi muda yang ingin berkembang,” ujar Ravandika Radhi, Project Officer The 48th JGTC.


Gerakan Budaya yang Hidup

Lebih dari sekadar festival musik, JGTC tumbuh menjadi sebuah gerakan budaya. Rangkaian pre-event seperti JGTC Roadshow UI, Workshop & Community Night, Margocity Jazz Night, dan Sarinah Jazz Night membuka ruang interaksi langsung antara musisi dan audiens muda.

Komunitas jazz dari berbagai universitas dan kota—seperti ITB Jazz, UNJazz, IKJ Jazz, UPH Jazz, hingga Margo Friday Jazz—ikut dilibatkan, memperkuat ekosistem musik nasional.

“Keberadaan JGTC adalah bukti nyata bahwa generasi muda mampu menghadirkan festival berskala internasional dengan tetap menjaga nilai edukasi, inklusivitas, sekaligus memberi manfaat bagi masyarakat sekitar,” kata Kiki Verico, Ph.D., Wakil Dekan FEB UI.

Selain mendukung ekosistem musik, JGTC tahun ini juga menyalurkan dana abadi untuk beasiswa FEB UI, sekaligus memperkuat komitmen terhadap sustainability.


Regenerasi: Dari Kompetisi hingga Kolaborasi

Sebagai ruang regenerasi, JGTC menghadirkan JGTC Competition, ajang bagi musisi muda untuk menunjukkan kreativitas dan improvisasi. Tahun ini, Blue Matter Trio keluar sebagai pemenang, membawa pulang hadiah Rp15 juta sekaligus kesempatan tampil di panggung utama JGTC Festival.

Musisi muda Rafi Sudirman menekankan pentingnya kolaborasi lintas generasi.
“Melalui JGTC, kami diberi kesempatan untuk bereksperimen, bertukar ide, dan memperluas relasi. Kolaborasi lintas genre adalah salah satu strategi agar jazz tetap diminati generasi muda di era digital.”

Pendiri JGTC Candra Darusman menambahkan:
“Sejak awal, JGTC selalu dikelola oleh mahasiswa yang terus berganti tiap tahunnya. Tugas kita adalah memastikan warisan ini tetap hidup.”


Evaluasi & Perbaikan Pengalaman Festival

Menjelang usia emasnya, panitia JGTC juga belajar dari penyelenggaraan tahun lalu. Kritik penonton mengenai antrean panjang, rundown molor, hingga venue yang becek akibat hujan, menjadi catatan penting.

Tahun ini, sejumlah perbaikan dihadirkan:

  • Jas hujan gratis bagi setiap pembeli tiket
  • Perbaikan drainase agar area tetap nyaman
  • Akses masuk diperluas untuk mengurangi antrean
  • Fasilitas pendukung ditingkatkan, termasuk mushola dan akses parkir

“Evaluasi dan perbaikan adalah bagian dari komitmen kami untuk menjaga keberlanjutan JGTC. Kritik tahun lalu menjadi pelajaran berharga agar tahun ini lebih baik, nyaman, dan berkesan,” jelas Ravandika.


Menuju Usia Emas

Dengan dukungan pemerintah, akademisi, komunitas, dan musisi lintas generasi, The 48th Jazz Goes to Campus siap membuka jalan menuju perayaan emas di usia ke-50.

Catat tanggalnya: 9 November 2025, FEB UI Depok — mari rayakan perjalanan jazz lintas generasi bersama Jazz Goes to Campus.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.