
LewatLensa.com – Setelah sukses memeriahkan Pestapora 2024 dengan replika Plasa Luwes dan nuansa nostalgia yang kuat, tahun ini 24 Jamming kembali hadir untuk kedua kalinya di Pestapora 2025. Panggung legendaris Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini akan turut hadir kembali sebagai ruang hidup bagi musik, kreativitas, dan ekspresi di festival yang akan berlangsung pada 5, 6, dan 7 September 2025 di JiExpo Kemayoran. Panggung ini akan menghadirkan total 16 penampil musik lintas generasi dengan konsep istimewa: setiap hari didedikasikan sebagai tribute untuk band-band legendaris asal IKJ.
Sebelum acara inti, 24 Jamming juga menyiapkan pre-event bertajuk “Latihan Pestapora bersama 24 Jamming” sebagai pemanasan menuju festival:
Pemanasan 1 pada 27 Agustus 2025 di Club 45 Radiobar, menampilkan Bols-Q, Bondi Goodboy, Koddim Sound, Gudtings, dan Desh.
Pemanasan 2 pada 1 September 2025 di Duckdown Bar, menghadirkan Sokhi, Lorjhu, Pemuda Sinarmas, dan Klab73 Soundsystem.
Sesi pemanasan pertama telah sukses digelar, sementara sesi kedua batal terlaksana sesuai jadwal demi menjaga keselamatan semua pihak di tengah situasi yang sedang memanas. Acara pengganti akan dijadwalkan ulang seusai Pestapora, dengan lokasi dan penampil yang sama namun dalam kemasan berbeda.
Terkait gelombang situasi yang tengah berlangsung, Budi Nurhakim, Event Project Manager 24 Jamming, menyampaikan bahwa ruang seni diharapkan bisa menjadi tempat aman untuk berkumpul dan berekspresi dengan damai. Ia menegaskan bahwa 24 Jamming sepenuhnya mendukung langkah Pestapora untuk menyesuaikan jadwal pelaksanaan acara demi keamanan bersama, serta mengajak penonton menjaga suasana kondusif dengan menjaga satu sama lain di tengah situasi yang kompleks. Dengan pendekatan itu, 24 Jamming berharap pengunjung dapat menikmati momen kebersamaan di tengah dinamika yang ada.
“Kami berharap penonton tetap dapat menikmati sajian di panggung kami, meski situasi saat ini sedang dinamis dan penuh tantangan. Tahun ini banyak yang spesial, terutama dengan
hadirnya kembali Liga Seni Rupa (LSR), acara olahraga legendaris di IKJ yang dulu menjadi wadah kreativitas mahasiswa dalam membentuk tim bola dengan nama-nama unik. Selain itu, panggung ini juga kami buat sebagai bentuk apresiasi kepada tiga band legendaris IKJ: Naif, The Upstairs, dan Rumah Sakit. Setiap band penampil akan membawakan satu lagu dari band-band legendaris tersebut sesuai jadwalnya. Lewat tribute ini, kami ingin menunjukkan kebanggaan atas karya-karya mereka sekaligus mengenalkannya kembali
kepada generasi baru,” jelas Budi Nurhakim, Event Project Manager 24 Jamming.



Line Up & Tema Harian
Hari Pertama (Tribute to Naif)
The Adams
Irama Pantai Selatan
Oldpaper
The Flowers
Club Eighties “Bakar-bakaran Set”
Hari Kedua (Tribute to The Upstairs)
Kendrock
Kebunku
Koddim Sound
KupuKupu
Sentimental Moods
Acid Speed
Hari Ketiga (Tribute to Rumah Sakit)
Indische Party
Jalesdeva
Sound Solution Re-Union
Bandempo
Goodnight Electric
Selain line up spesial tiap hari, 24 Jamming juga menghadirkan beberapa kejutan lain. Club Eighties tampil dengan formasi awal mereka yang dikenal sebagai “Bakar-bakaran Set,” sementara Sound Solution kembali setelah lama vakum melalui penampilan Re-Union. Kehadiran The Flowers, Sentimental Moods, dan Acid Speed sebagai penampil dari luar IKJ juga menambah warna berbeda, terlebih karena mereka memiliki kedekatan khusus dengan perjalanan panggung musik anak IKJ.
Tak hanya musik, 24 Jamming juga menghadirkan program khas IKJ pada 5 dan 7 September, yaitu Liga Seni Rupa (LSR), pertandingan fun football legendaris yang berlangsung di area panggung 24 Jamming. Tim-tim seperti Jumektus, Udinrese, Boncos, dan KTPS akan berlaga dengan Adjis Doaibu sebagai wasit. Laga ini menjadi kesempatan bagi pengunjung untuk merasakan nuansa khas IKJ sekaligus menikmati sisi interaktif dari sebuah festival musik.
Untuk menunjukkan dukungan terhadap gerakan yang mendorong perbaikan bagi Indonesia, pengunjung dipersilakan mengenakan atribut bernuansa merah muda dan hijau, atau yang saat ini dikenal sebagai brave pink dan hero green. “Kedua warna ini jadi cara sederhana untuk menunjukkan ekspresi kolektif generasi muda Indonesia yang menginginkan perbaikan dan menegaskan solidaritas,” ujar Budi Nurhakim, Event Project Manager 24 Jamming. Panitia juga akan membagikan gelang berwarna merah muda di area panggung.
Sebagai penutup, Budi Nurhakim menegaskan, “Kami berharap apa yang disajikan 24 Jamming bukan sekadar hiburan, tapi jembatan yang menghubungkan generasi, keresahan, dan harapan. ’” Panggung 24 Jamming di Pestapora 2025 menjadi ruang untuk berkumpul, mengekspresikan kreativitas, dan berbagi momen bersama sambil merayakan nostalgia. Dengan desain replika Plasa Luwes, pengunjung diajak menyusuri memori kolektif sekaligus menjaga kepedulian dan kebersamaan di tengah situasi yang ada.
Dengan berbagai konsep dan program yang dihadirkan, 24 Jamming berharap dapat menjaga warisan musik dan budaya yang lahir di IKJ, sekaligus memberikan pengalaman baru bagi semua pengunjung Pestapora 2025.
Untuk informasi terbaru, publik dapat mengikuti Instagram @24jamming.